Skip to main content

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH PROFIL TANAH

LAPORAN PRAKTIKUMDASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA VPENGENALAN PROFIL TANAH

















Oleh :






KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2017






I.    PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Profil Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain dipengaruhi oleh perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentuknya, juga terbentuk karena pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air. Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah diubah oleh proses kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi. 
Fungsi utama tanah adalah sebagai media tumbuh makhluk hidup. Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit) menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali lubang pada tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik, kimia, dan biologinya, lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan horizon tanah yang terbentuk dari mineral anorganik akar. Susunan horizon tanah tersebut biasa disebut Profil Tanah. 
Terdapatnya horizon-horizon pada tanah-tanah yang memiliki perkembangan genetis menyugestikan bahwa beberapa proses tertentu, umum terdapat dalam perkembangan profil tanah. Tanah berbeda dari batuan induknya karna interaksi antara, hidrosfer, atmosfer, litosfer dan biosfer ini adalah campuran dari konstituen mineral dan organik yang dalam keadaan padat, gas, dan cair. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan pengamatan profil tanah dalam langkah awal penelitian dan pengamatan terhadap tanah.

B.    Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui, mengamati dan mengenal suatu jenis tanah.











II.    TINJAUAN PUSTAKA

Tanah sebagai tubuh alam yang memiliki sistem dan fase yang mengandung air, udara, bahan-bahan mineral dan organik serta jasad-jasad hidup, yang karena pengaruh beberapa faktor lingkungan terhadap permukaan bumi dan kurun waktu membentuk berbagai hasil perubahan yang memiliki ciri-ciri yang khas, sehingga berperan sebagai tempat tumbuh berbagai macam-macam tanaman. Penampang vertikal dari lahan tersebut menunjukan susunan horizon yang disebut profil tanah. Di setiap lokasi dipermukaan bumi memperlihatkan lima faktor utama yang aktif  mengendalikan pembentukan tanah, yaitu iklim, jasad hidup, bahan induk, topografi dan waktu (Hakim, et al. 1986).
Bahan tanah tersusun atas empat komponen, yaitu bahan padat mineral, bahan padat organik, air dan udara. Bahan pada mineral terdiri atas sibir batuan dan mineral primer, lapukan batuan dan mineral, serta mineral sekunder. Bahan padat organik terdiri atas sisa dan rombakan jaringan jasad, terutama tumbuhan, zat humik, dan jasad hidup penghuni tanah, termasuk akar tumbuhan hidup. Air mengandung berbagai zat terlarut n. Maka disebut juga larutan tanah. Udara tanah berasal dariudara atmosfer, akan tetapi mengalami perubahan susunan karena saling tindaknya dengan tanah (Notohadiprawiro, 1998).
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural forces) terhadap proses pembentukan mineral. Pembentukan dan pelapukan bahan-bahan organik pertukaran ion-ion, pergerakan dan pencucian bahan-bahan koloid (Buckman and Brady, 1982).
Untuk mengetahui jenis tanah dan tingkat kesuburannya maka perlu diketahui ciri-ciri morfologi dari tanah tersebut. Tindakan budidaya tanaman akan lebih tepat, bila didasarkan pada sifat morfologi tersebut. Menurut Hardjowigeno (1987), sifat morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang, sebagian dari sifat-sifat morfologi tanah merupakan sifat-sifat fisik dari tanah tersebut. Sifat-sifat fisik tanah meliputi tekstur tanah, warna tanah, konsistensi, dan struktur tanah.











III.    METODE PRAKTIKUM

A.    Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pengenalan profil tanah adalah bor tanah, abney level (clinometer), kompas, altimeter, pH saku, botol semprot, kertas label, meteran, buku munsell soil color chart, kantong plastic, spidol, daftar isian profil. Bahan yang digunakan adalah larutan H2O2 3 %, larutan HCl 10 %, aquades.


B.    Prosedur Kerja

1. Tempat pembuatan profi dipilih. Sebelumnya dilakukan dengan pengeboran (boring) di tempat-tempat sekitar profil yang akan dibuat sedalam 1 meter pada 2 atau 3 temapat berjarak 1 meter, yang berguna supaya tercapai keseragaman.
2. Lubang digali sedemikian rupa sehingga terbentuk profil tanah dengan ukuran panjang 2 m, lebar 1,5 m dan kedalaman 1,5 m. di depan bidang pengamatan profil dibuat tangga (trap) kebawah untuk memudahkan pengamat turun.
3. Pengamatan dimulai dengan mengukur dalamnya profil, diukur dari lapisan atas sampai bawah.
4. Batas horizon atau lapisan tanah dapat ditentukan dengan melihat perbedaan warna atau menusukkan pisau kedalam tanah dengan tekanan tetap untuk merasakan perbedaan kekerasannya.
5. Selanjutnya dilakukan penetapan batas horizon dan pencatatan kedalamannya pada daftar isian profil.
6. Setelah masing-masing horizon diketahui batasnya, masing-masing lapisan  diamati warna, tekstur, struktur, konsistensi, pH, perakaran, kedalaman efektif, bentukan  istimewa seperti konkresi, horizon penciri, dan sebagainya.




IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Nomor Lampiran
1
2
3
4
5
Dalam Lapisan
0-32 cm
32-57 cm
57-75 cm
75-92 cm
92-120 cm
Simbol Lapisan
O
A1
A2
B1
B2
Batas Lapisan
a
c
g
d
A
C
g
D
a
c
g
D
a
c
g
d
a
c
g
d
Batas Topografi
s
w
I
b
S
w
i
B
s
w
i
B
s
w
i
b
s
w
i
b
Warna Tanah





Nama Tanah





Tekstur Tanah
s
Gr
l
s
Gr
L
s
gr
l
s
gr
l
s
gr
l
Cl
Cl
cl
cl
cl
Si
Si
si
si
si
Struktur Tanah
0
VF
0
VF
0
VF
0
VF
0
VF
1
F
1
F
1
F
1
F
1
F
2
M
2
M
2
M
2
M
2
M
3
Cl
3
Cl
3
Cl
3
cl
3
cl
VF
VF
VF
VF
VF
Konsistensi (B=Basah L=Lembab)
B
L
B
L
B
L
B
L
B
L
s0
L
s0
L
s0
L
s0
l
s0
l
Ss
Vf
ss
Vf
ss
Vf
ss
vf
ss
vf
S
F
s
F
s
F
s
f
s
f
Vs
vF
vs
vF
vs
vF
vs
vF
vs
vF
p0
Et
p0
Et
p0
Et
p0
et
p0
et
Ps
T
ps
T
ps
T
ps
t
ps
t
P


p


p


p


p


Vp


vp


vp


vp


vp


Ph Tanah (Lapang)
 5
Reaksi HCL
 +
 +
 +
 +
 +
Perakaran
Halus
Banyak
Sedang
Sedikit
sampai            cm
Kasar
Banyak
Sedang
Sedikit
sampai            cm
Larutan H2O2
 +++
 +++
+++ 
+++ 
+++ 

















B.    Pembahasan


Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural forces) terhadap proses pembentukan mineral. Pembentukan dan pelapukan bahan-bahan organik pertukaran ion-ion, pergerakan dan pencucian bahan-bahan koloid (Buckman and Brady, 1982). Profil tanah adalah urutan susunan horizon yang tampak dalam anatomi tubuh tanah (Darmawijaya, 1990).
Menurut Darmawidjaya (1990) Profil dari tanah mineral yang telah berkembang lanjut biasanya memiliki horison-horison, horison-horison tersebut diantara lain yaitu :
1. Horison O adalah horison yang terdiri dari bahan serasah atau sisa-sisa tanaman (Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa). Horison ini ditemukan terutama pada tanah-tanah hutan yang masih utuh. Merupakan horison organik yang terbentuk diatas lapisan tanah mineral.
2. Horison A1 adalah horison mineral berbahan organik tanah (BOT) tinggi sehingga berwarna agak gelap. A2 – Horison dimana terdapat pencucian (eluviasi) maksimum terhadap liat, Fe, A dan bahan organik. A3 – Horison peralihan ke B, lebih menyerupai A. Horison dipermukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan organik dan bahan mineral. Merupakan horison eluvasi, yaitu horison yang mengalami pencucian.
3. Horison E adalah horison mineral yang telah tereloviasi (tercuci) sehingga kadar BOT, liat silikat, Fe dan Al rendahtetapi kadar pasir & debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi serta berwarna terang.
4. Horison B adalah horison illuviasi yaitu horison akumulasi bahan eluvial dari horison diatasnya.
5. Horison C adalah lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk atau belum terjadi perubahan secara kimiawi.
6. Horison R adalah batuan keras yang belum dilapuk sehingga tidak dapat ditembus akar tanaman.
Proses-proses perkembangan tanah yang menimbulkan ciri asasi tanah terdiri  atas: 
1. Proses akumulasi bahan organik di permukaan bumi sambil membentuk horison O, antara lain termasuk proses yang menimbulkan ciri khas seperti pembentukan humus, gambut;
2. Proses elluviasi sambil membentuk horison A, termasuk proses khas berupa antara lain pencucian basa, latosolisasi, podzolisasi; 
3. Proses illuviasi sambil membentuk haorison B, terdiri atas proses khas seperti antara lain akumulasi kapur, lempung (clay), besi, pembentukan ciri solonetz dan lain-lain;
4. Proses diferensiasi horison yang teratur, sebagai akibat proses-proses tersebut di atas.
Profil tanah yang akan diamati cirri-cirinya harus memenuhi syarat-syarat : (1) tegak (vertikal), (2) baru, artinya belum terpengaruh keadaan luar, dan (3) jangan memantulkan cahaya (profil tanah waktu pengamatan tak langsung kena sinar matahari). Pengamatan dimulai dengan mengukur dalamanya dari batas atas horizon mineral dinyatakan dalam cm (atau inchi), sehingga tebal horizon untuk masing-masing horizon mulai dari batas atas horizon mineral diketahui. Setelah membatasi masing-masing horizon barulah dari masing-masing horizon ditentukan cirri-ciri morfologinya yaitu warna, tekstur, struktur, konsistensi, pH tanah, perakaran, bahan-bahan kasar atau bentukan-bentukan istimewa (Darmawijaya, 1990).
Syarat pemilihan lokasi untuk pengamatan mengidentifikasi profil tanah menurut Asfan, et al (2012), yaitu pada salah satu sisi lubang profil tanah tidak terkenasinarmatahari secara langsung untuk melihat batas horison, kedalaman efektif, warna tanah dan bahan induk tanah.
Faktor-faktor pembentukan tanah adalah tidak tergantung ( bebas ), namun perlu di lihat situasinya.  Oleh karena itu dari seluruh faktor pada bentang lahan yang efektif sehingga hanya satu faktor perubah yang tampak.  Hal ini menjadikan sekuen-sekuen tanah dapat dikatakan hanya di rajai oleh faktor tunggal sehingga dapat ditemui tanah-tanah climosekuen, biosekuen, toposekuen, litosekuen, dan kronosekuen. (Foth, 1998)
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan tanah yaitu: bahan induk organisme, topografi, iklim, dan waktu. Adanya beberapa tingkatan atau variasi faktor-faktor pembentuk tanah maka untuk menentukan berbagai jenis tanah yang berbeda adalah amat besar. (Foth, 1998).

1. Bahan induk 
Keadaan alamin bahan induk akan mempunyain pengaruh terputus pada sifat-sifat tanah muda, mereka dapat memakai satu pengaruh yang mendalam dalam perkembangan tanah termasuk tekstur, komposisi mineral dan tingkat stratifikasi.
Pembentukan tanah dapat dimulai segera setelah penimbunan abu vulkanik tetapi harus menunggu penghancuran batuan keras secara fisik, dimana granit dibuka.  Penghancuran batuan dapat membatasi laju dan kedalaman perkembangan tanah, dimana laju penghancuran melebihi laju pemindahan bahan oleh erosi.
2. Iklim
Pengaruh iklim yang penting mempengaruhi pembentukan tanah adalah presipitasi dan temperature. Iklim juga mempengaruhi pembantukan tanah secara tidak langsung yang menentukan vegetasi alami.  Tidaklah terlalu mengejutkan bahwa terdapat beberapa penyebaran iklim, vegetasi  dan tanah yang pararel di permukaan bumi.  Setiap kenaikan 10°c akan menaikkan laju reaksi kimia dua sampai tiga kali.  Meningkatnya pelapukan dan kandungan liat terjadi dengan meningkatnya rata-rata temperatur tanah.  Rupanya hanya tanah-tanah yang sangat muda mempunyai tingkatan pengaruh iklim yang konstan selama genesa tanah.



3. Organisme
Tanaman mengabsobsi unsur hara dari tanah dan mengangkut nutrient ke tajuk tanaman, bila tajuk mati dan jatuh kepermukaan tanah perombakan bahan organik akan melepaskan unsur hara untuk kesuburan dirinya sendiri.
Profil tanah rumput mengandung lebih banyak bahan organik terdistribusi lebih uniform di dalam tanah daripada tanah hutan.  Tanah dengan vegetasi hutan kira-kira separuh dari kadungan bahan organik dan terdistribusi tidak merata dengan tingkat perkembangan profil tanah lebih sempurna.  Horizon-horizon pada solum lebih asam dan persentase jenuh basa yang rendah dan lebih banyak liat yang akan dipindahkan dari horizon A ke horizon B.
4. Topografi
Topografi mengubah perkembangan profil tanah dalam tiga cara, yaitu 
a. Mempengaruhi jumlah presipitasi yang di absorpsi dan di tahan dalam tanah, sehingga mempengarui kelembaban
b. Mempengaruhi kecepatan perpindahan tanah oleh erosi
c. Mengarahkan gerakan bahan-bahan dalam suspense atau larutan dari daerah yang satu ke daerah yang lain.
5. Waktu
Tanah sebagai hasil evolusi berubah secara tetap seperti perubahan bentuk bui.  Mereka mempunyai siklus hidup dengan keadaan yang sama dimana bentuk muka bumi lambat laun menembus suatu siklus. Siklus hidup tanah teristimewa termasuk bahan induk, tanah muda, tanah matang dan tanah tua.  Pada tanah-tanah muda, kandungan bahan organik meningkat dengan cepat sebab laju pertambahan melebihi laju dekomposisi.
Kematangan dicirikan oleh kandungan bahan organik yang konstan sebagai penambah di imbangi oleh yang hilang. Unsur yang tua dicirikan oleh kandungan bahan organik yang rendah dan menurun yang menunjukkan  bahwa laju pertambahan susut dari tanah menjadi lebih mudah dilapukkan.
Bor tanah digunakan untuk mengebor tanah untuk mengetahui sifat dan penyebaran tanah di lapangan. Abney level adalah sebuah alat yang dipakau untuk mengukur ketinggian yang terdiri dari skala busur derajat. Beberapa kelebihan abney level adalah mudah untuk digunakan, relative murah dan akurat. Abney level digunakan untuk mengukur derajat dan elevasi topografi. Alat ini berupa teropong yang dilengkapi dengan busur setengah lingkaran. 
Clinometer adalah alat sederhana untuk mengukur sudut elevasi antara garis datar dan sebuah garis yang menghubungkan sebuah titik pada garis datar tersebut dengan titik puncak (ujung) sebuah objek. Aplikasinya digunakan untuk mengukur tinggi (panjang) suatu objek dengan memanfaatkan sudut elevasi. Altimeter adalah sebuah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut. Biasanya alat ini digunakan untuk keperluan navigasi dalam penerbangan, pendakian, dan kegiatan yang berhubungan dengan ketinggian.
Pengamatan profil tanah di perlukan penambahan HCL dan H2O2, penambahan HCL disini bertujuan untuk melihat kandungan kapur di dalam tanah tersebut, HCL akan bereaksi dengan kapur, dan akan terbentuk gelembung keluar dari tanah, kemudian penambahan H2O2 disini bertujuan untuk mengetahui apakah didalam tanah tersebut mengandung bahan organik atau tidak. Jika tanah tersebut mengandung bahan organik, maka secara otomatis tanah tersebut akan mengeluarkan gelembung. Semakin banyak gelembung yang terbentuk, maka semakin banyak kandungan bahan organik yang terkandung dalam tanah tersebut. Demikian sebaliknya semakin sedikit gelembung yang terbentuk, maka semakin sedikit kandungan bahan organik yang terkandung dalam tanah tersebut. Secara teori horison tanah yang paling tinggi kandungan bahan organiknya adalah horison O (Resman dan Bambang, 2006).
Daerah yang diamati profil tanah yaitu tanah di kampus pertanian Universitas Jenderal Soedirman, Kecamatan Purwokerto Utara,  Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa Tengah. Tanah yang diamati adalah jenis tanah inseptisol. Pada lapisan I, tanah yang diamati adalah lapisan horison O, mempunyai kedalaman 0-32 cm. Mempunyai batas lapisan adalah gradual (berangsur), Batas topografinya w (berombak), memiliki tekstur pasir, struktur 2. Pada konsistensi basah  tak lekat (sO), pada konsistensi lembab gembur (F). pH tanahnya 5, saat direaksikan terhadap HCL terdapat sedikit gelembung, saat direaksikan terhadap H2O2 terdapat banyak gelembung. 
Pada lapisan II, tanah yang diamati adalah lapisan horison A1, mempunyai kedalaman 32-57 cm. Mempunyai batas lapisan adalah gradual (berangsur), Batas topografinya w (berombak), memiliki tekstur lempung berliat, struktur sedang. Pada konsistensi basah  tidak lekat (ss), pada konsistensi lembab gembur (F). pH tanahnya 7, saat direaksikan terhadap HCL terdapat sedikit gelembung, saat direaksikan terhadap H2O2 terdapat cukup banyak gelembung.
Pada lapisan III, tanah yang diamati adalah lapisan horison A2, mempunyai kedalaman 57-75 cm. Mempunyai batas lapisan adalah gradual (berangsur), Batas topografinya i (tidak teratur), memiliki tekstur lempung berliat, struktur sedang. Pada konsistensi basah  tak lekat (sO), pada konsistensi lembab teguh (t). pH tanahnya 6, saat direaksikan terhadap HCL terdapat sedikit gelembung, saat direaksikan terhadap H2O2 terdapat banyak gelembung.
Pada lapisan IV, tanah yang diamati adalah lapisan horison B1, mempunyai kedalaman 75-92 cm. Mempunyai batas lapisan adalah diffuse (baur), Batas topografinya w (bergelombang), memiliki tekstur lempung berliat, struktur sedang. Pada konsistensi basah  tak lekat (sO), pada konsistensi lembab sangat gembur (vf). pH tanahnya 6, saat direaksikan terhadap HCL terdapat sedikit gelembung, saat direaksikan terhadap H2O2 terdapat banyak gelembung.
Pada lapisan V, tanah yang diamati adalah lapisan horison B2, mempunyai kedalaman 92-120 cm. Mempunyai batas lapisan adalah jelas (c), Batas topografinya w (bergelombang), memiliki tekstur lempung berliat, struktur halus. Pada konsistensi basah  agak plastis (ps), pada konsistensi lepas (i). pH tanahnya 6, saat direaksikan terhadap HCL terdapat sedikit gelembung, saat direaksikan terhadap H2O2 terdapat banyak gelembung.
Jenis perakaran halus banyak ditemukan karena akar halus merupakan akar muda tanaman dan ditemukan dalam horizon O dan horizon A. sedangkan perakaran kasar hanya sedikit ditemukan di horizon B.
Menurut Ketaren (2014), Inseptisol (inceptum atau permulaan) dapat disebut tanah muda karena pembentukannya agak cepat sebagai hasil pelapukan bahan induk. Inseptisol mempunyai kandungan liat yang rendah, yaitu < 8% pada kedalaman 20-50 cm. Tanah Inseptisol, digolongkan ke dalam tanah yg mengalami lapuk sedang dan tercuci. Karakteristik tanah Inceptisol memiliki solum tanah agak tebal yaitu 1-2 meter, warna hitam atau kelabu sampai dengan cokelat tua, tekstur pasir, debu, dan lempung, struktur tanah remah konsistensi gembur, pH 5,0 sampai 7,0, bahan organik cukup tinggi (10% sampai 31%), kandungan unsur hara yang sedang sampai tinggi, produktivitas tanahnya sedang sampai tinggi.
Dalam penelitiannya Ketaren (2014), mendapatkan data profil tanah yaitu pada horison A dengan kedalaman 0-27 cm, memiliki karakteristik berwarna coklat gelap (7,5YR 2,5/2), pasir, struktur remah, konsistensi lepas, perakaran halus banyak, dan beralih nyata ke lurus.
Pada horison AB dengan kedalaman 27-65 cm, memiliki ciri tanah berwarna coklat gelap (7,5YR 2,5/1) pasir, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh, perakaran halus tidak ada, dan beralih baur ke berombak.
Pada horison Bw dengan kedalaman 65-90 cm, memiliki ciri tanah berwarna coklat gelap (7,5YR 3/2) pasir, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh, perakaran halus tidak ada, dan beralih baur ke berombak.
Pada horison Bc dengan kedalaman 90-110 cm, memiliki karakteristik berwarna coklat gelap (7,5YR 3/3) pasir, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh, perakaran halus tidak ada, dan beralih baur ke berombak.
Dari beberapa data perbandingan pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik tanah dengan jenis yang sama di tempat yang berbeda belum tentu memiliki ciri karakteristik profil tanah yang sama. 




















V.    KESIMPULAN DAN SARAN


A.   Kesimpulan


1. Tanah yang diamati adalah tanah inseptisol yang merupakan tanah muda karena pembentukannya agak cepat sebagai hasil pelapukan bahan induk.
2. Pengamatan profil tanah dilakukan untuk mengetahui sifat fisik dan sifat kimia tanah.
3. Lapisan horizon pada tanah inseptisol rata-rata memiliki tekstur dan struktur yang sama.

B.   Saran 

Alat dalam praktikum sebaiknya diperbanyak agar mempermudah praktikan dalam melakukan praktikum.





  



DAFTAR PUSTAKA


Asfan, Kusriningrum, R. S. Sucipto. 2012. Identifikasi Lahan Kering Alfisol 
Terdegradasi di Kabupaten Bangkalan. Jurnal Rekayasa.Vol 4 (1) Hal 1-10.

Buckman, H. O. dan N. C. Brady. 1982. Dasar Ilmu Tanah. Bhatara Karya, 
Jakarta.

Darmawijaya, Isa M. 1990. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada 
University, Yogyakarta.

Foth, H. D. 1998. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Hakim, Nurhayati, M. Yusuf Nyakpa, A. M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M. Amin Diha, Go Ban Hong, H. H. Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta.
Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 1998. Tanah dan Lingkungan. Direktur Jendral Pendidikan Tinggi, Jakarta.
Ketaren, Samuel Evans, Posma Marbun, and Purba Marpaung. 2014. Klasifikasi 
Inceptisol Pada Ketinggian Tempat yang Berbeda di Kecamatan Lintong 
Nihuta Kabupaten Hasundutan. Jurnal Agroekoteknologi. Vol. 24.

Resman, A.S. Syamsul, dan H.S. Bambang. 2006. Kajian Beberapa Sifat Kimia dan Fisika Inceptisol pada Toposekuen Lereng Selatan Gunung Merapi Kabupaten Sleman. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. Vol. 6 No. 2 Hal.101 – 108.



Comments

  1. Las Vegas - CASINO - JMH Hub
    The Wynn 강원도 출장마사지 Casino hotel 구미 출장마사지 offers a 김천 출장마사지 full-service spa, an indoor 제주도 출장안마 pool and a garden. The hotel has 2 outdoor pools. The spa features a sauna, a coffee shop, and a Jacuzzi. Rating: 포천 출장안마 4.9 · ‎Review by JT Hub

    ReplyDelete
  2. Reaksi Hcl dan Larutan H20 ada +++ maksudnya apa ya?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH PENETAPAN KADAR AIR

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA II PENETAPAN KADAR AIR TANAH Oleh : KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2017 I.    PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Tanah memiliki peranan penting bagi kehidupan makhluk hidup. Makhluk hidup tidak dapat berpijak jika tidak ada tanah. Tanah adalah bagian permukaan kulit bumi yang merupakan tempat kegiatan organisme. Manusia dan hewan darat melakukan kegiatan seperti hidup, tumbuh dan berkembang, dan kegiatan lainnya di atas tanah. Tanaman juga membutuhkan tanah sebagai media tumbuh tanaman. Tanah menyediakan air dan unsur hara yang baik bagi tanaman. Tanah juga memiliki peranan penting dalam siklus hidrologi. Dalam siklus hidrologi, air hujan yang jatuh mencapai tanah akan mengalami infiltrasi. Infiltrasi adalah peristiwa dimana air bergerak melalui celah!celah dan pori-pori serta batuan yang

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH PENYIAPAN CONTOH TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM   DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA I  PERSIAPAN CONTOH TANAH Oleh : KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2017 I.    PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Tanah (soil) adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara serta merupakan media untuk media tumbuhnya tanaman. Dalam kehidupan sehari-hari tanah diartikan sebagai usaha misalnya pertanian, peternakan, mendirikan bangunan, dan lain-lain. Dalam pertanian, tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media tumbuhnya tanaman darat (Hardjowigeno,2010). Tanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas komponen padatan yang berinteraksi dengan cairan, dan udara. Komponen pembentuk tanah yang  berupa padatan, cair, dan udara jarang berada dalam kondisi kesetimbangan

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH PENGAMATAN TANAH DENGAN INDRA

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA IV PENGAMATAN TANAH DENGAN INDRA Oleh : KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2017 I.    PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Tanah terbentuk dari bahan-bahan mineral organik, air serta udara tersusun di dalam ruangan yang membentuk tubuh tanah. Akibat berlangsungnya proses pembentukan tanah itu, maka terjadilah perbedaan morfologi, kimia, fisis dan biologi dari tanah yang berbeda-beda pula. Dalam tanah terdiri dari empet komponen utama ialah bahan mineral, bahan organic, udara dan air tanah.  Tubuh alam ini dapat berdifferensiasi membentuk horizon-horizon mineral maupun organik yang kedalamannya beragam dan berbeda-beda sifatnya dengan bahan induk yang terletak dibawahnya dalam hal morfologi, komposisi kimia, sifat-sifat fisik maupun kehidupan biologinya. Tanah merupakan medium alam untu