LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA I
PERSIAPAN CONTOH TANAH
Oleh :
KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2017
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah (soil) adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara serta merupakan media untuk media tumbuhnya tanaman. Dalam kehidupan sehari-hari tanah diartikan sebagai usaha misalnya pertanian, peternakan, mendirikan bangunan, dan lain-lain. Dalam pertanian, tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media tumbuhnya tanaman darat (Hardjowigeno,2010).
Tanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas komponen padatan yang berinteraksi dengan cairan, dan udara. Komponen pembentuk tanah yang berupa padatan, cair, dan udara jarang berada dalam kondisi kesetimbangan, selalu berubah mengikuti perubahan yang terjadi di atas permukaan tanah yang dipengaruhi oleh suhu udara, angin, dan sinar matahari. Untuk bidang pertanian, tanah merupakan media tumbuh tanaman. Media yang baik bagi pertumbuhan tanaman harus mampu menyediakan kebutuhan tanaman seperti air, udara, unsur hara, dan terbebas dari bahan-bahan beracun dengan konsentrasi yang berlebihan.
Dengan demikian sifat-sifat fisik tanah sangat penting untuk dipelajari agar dapat memberikan media tumbuh yang ideal bagi tanaman. Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium. Pengambilan contoh tanah untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada satu titik pengamatan, misalnya pada lokasi kebun percobaan atau penetapan sifat fisik tanah yang menggambarkan suatu hamparan berdasarkan poligon atau jenis tanah tertentu dalam suatu peta tanah. Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah. Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur kadar hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan pupuk dan kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya dan tidak dengan cara yang benar. Oleh karena itu pengambilan contoh tanah merupakan tahap penting di dalam program uji tanah.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menyiapkan contoh tanah kering angin/udara dengan diameter 2 mm dan contoh tanah halus dengan diameter 0,5 mm yang digunakan untuk praktikum acara penetapan kadar air, derajat kerut tanah, dan pengenalan contoh tanah dengan indra.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanah sudah digunakan orang sejak dahulu karena semua orang yang hidup di permukaan bumi mengenal wujud tanah. Pengertian tanah itu sendiri bermacam-macam, akan tetapi karena luas penyebarannya apa sebenarnya yang dimaksud tanah, akan ditemui bermacam-macam jawaban atau bahkan orang akan bingung untuk menjawabnya. Masing-masing jawaban akan dipengaruhi oleh pengetahuan dan minat orang yang menjawab dalam sangkut-pautnya dengan tanah. Mungkin pengertian tanah antara orang yang satu dengan yang lain berbeda. Misalnya seorang ahli kimia akan memberi jawaban berlainan dengan seorang ahli fisika, dengan demikian seorang petani akan memberi jawaban lain dengan seorang pembuat genteng atau batubata. Pada mulanya orang menganggap tanah sebagai medium alam bagi tumbuhnya vegetasi yang terdapat di permukaan bumi atau bentuk organik dan anorganik yang di tumbuhi tumbuhan, baik yang tetap maupun sementara (Hanafiah,2004).
Semua makhluk hidup sangat tergantung dengan tanah, sebaliknya suatu tanah pertanian yang baik ditentukan juga oleh sejauh mana manusia itu cukup terampil mengolahnya. Tanah merupakan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dan kesejahteraan manusia. Tanah dapat digunakan untuk medium tumbuh tanaman yang mampu menghasilkan berbagai macam makanan dan keperluan lainnya. Maka dari berbagai macam tanah beserta macam-macam tujuan penggunaannya itu perlu dilakukan suatu pembelajaran lebih lanjut mengenai tanah agar kita benar-benar memahami tanah itu sendiri (Poerwowidodo, 1991).
Tanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas komponen padatan yang berinteraksi dengan cairan, dan udara. Komponen pembentuk tanah yang berupa padatan, cair, dan udara jarang berada dalam kondisi kesetimbangan, selalu berubah mengikuti perubahan yang terjadi di atas permukaan tanah yang dipengaruhi oleh suhu udara, angin, dan sinar matahari. Untuk bidang pertanian, tanah merupakan media tumbuh tanaman. Media yang baik bagi pertumbuhan tanaman harus mampu menyediakan kebutuhan tanaman seperti air, udara, unsur hara, dan terbebas dari bahan-bahan beracun dengan konsentrasi yang berlebihan. Dengan demikian sifat-sifat fisik tanah sangat penting untuk dipelajari agar dapat memberikan media tumbuh yang ideal bagi tanaman (Poerwowidodo, 1991).
Contoh tanah biasa atau contoh tanah-tanah terganggu untuk penetapan-penetapan kadar air, tekstur dan konsistensi. Pengangkutan contoh tanah terutama untuk penetapan kerapatan, pH, dan permeabilitas harus hati-hati. Guncangan-guncangan yang dapat merusak struktur tanah harus dihindarkan. Dianjurkan untuk menggunakan peti khusus yang besarnya disesuaikan dengan jumlah tabung. Waktu penyimpanan perlu diperhatikan. Contoh tanah yang terlalu lama dalam ruangan yang panas akan mengalami perubahan, karena terjadi pengerutan dan aktivitas jasad mikro (Hakim, et al 1986).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum penyiapan contoh tanah adalah mortir dan penumbuknya, saringan ( 2 mm, 1 mm, 0,5 mm ), tabir untuk penyarigan, kantong plastik, spidol. Bahan yang digunakan adalah contoh tanah terganggu yang telah diambil dari lapang dan sudah dikeringanginkan selama kurang lebih satu minggu.
B. Prosedur Kerja
1. Contoh tanah yang sudah dikeringanginkan ditumbuk dalam mortir secara hati-hati, kemudian diayak dengan saringan berturut-turut dari yang berdiamater 2 mm, 1 mm dan 0,5 mm. Contoh tanah yang tertampung di atas saringan 1 mm adalah contoh tanah yang berdiameter 2 mm, sedang yang lolos saringan 0,5 mm adalah contoh tanah halus (<0,5 mm).
2. Contoh tanah yang diperoleh dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi label seperlunya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Tanah (soil) adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara serta merupakan media untuk media tumbuhnya tanaman. Dalam kehidupan sehari-hari tanah diartikan sebagai usaha misalnya pertanian, peternakan, mendirikan bangunan, dan lain-lain. Dalam pertanian, tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media tumbuhnya tanaman darat (Hardjowigeno,2010). Tanah merupakan akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jazad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula (Darmawijaya, 1990). Tanah itu adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural face) terhadap bahan-bahan alam (natural material) dipermukaan bumi (Hakim, et al 1986 ).
Pengambilan contoh tanah berupa contoh tanah terganggu dan agregat utuh. Contoh tanah terganggu digunakan untuk analisis sebaran partikel tanah (tekstur tanah) dan kandungan bahan organik tanah, sedangkan agregat utuh digunakan untuk analisis kemantapan agregat tanah (Foth, 1986). Pengambilan contoh tanah sangat mempengaruhi tingkat kebenaran hasil analisa di laboratorium. Metode atau pengambilan contoh tanah yang tepat sesuai dengan jenis analisis yang akan dilakukan merupakan persyaratan yang perlu diperhatikan (Hanafiah, 2004). Dengan demikian pengambilan contoh tanah yang diambil di lapangan haruslah representatif artinya contoh tanah tersebut harus mewakili suatu areal atau luasan tertentu. Penyebab utama dari contoh tanah tidak represetatif adalah kontaminasi, jumlah contoh tanah yang terlalu sedikit untuk daerah yang variabilitas kesuburannya tinggi (Poerwowidodo, 1991).
Pengambilan contoh tanah meliputi duamacam sampel yaitu sampel tanah utuh menggunakan ring sampel dan tanah biasa (Saribun, 2007). Peralatan yang digunakan untuk mengambil contoh tanah berbeda sesuai dengan macam contoh tanah yang akan diambil. Contoh tanah utuh diambil dengan tabung logam kuningan atau tembaga (ring sample). Contoh tanah dengan agregat tanah utuh diambil menggunakan cangkul, kotak cangkul. Sedangkan contoh tanah terganggu diambl meggunakan cangkul dan bor tanah (Kurnia, et al, 2006). Contoh tanah utuh digunakan untuk menganalisis berat volume, porositas total, dan kadar air tanah pada kondisi lapangan. Contoh tanah terganggu diambil pada kedalaman 0-20 cm, dimasukkan ke dalam kantong plastik, lalu dikeringanginkan di laboratorium. Tanah kering angin selanjutnya ditumbuk dan diayak dengan ayakan bermata saring 2 mm. Contoh tanah berukuran 0-2 mm ini digunakan untuk menganalisis pH (H2O dan KCl), karbon organik, nitrogen total, fosfor tersedia, kalium dapat ditukar, kalsium dapat ditukar, magnesium dapat ditukar, dan kapasitas tukar kation. (Arifin, 2010).
Berat jenis isi (bobot isi) adalah bobot massa tanah kondisi lapangan yang kering per satuan volume. Nilai kerapatam massa tanah berbanding lurus dengan tingkat kekasaran partikel-partikel tanah, makin kasar akan makin berat. Berat isi berguna untuk evaluasi terhadap kemungkinan akar menembus tanah. Pada tanah-tanah dengan berat isi yang tinggi akar tanaman tidak dapat menembus lapisan tanah tersebut (Tolaka, 2013).
Berat jenis partikel adalah perbandingan antara massa total fase padat tanah Ms dan volume fase padat Vs. Massa bahan organik dan anorganik diperhitungkan sebagai massa padatan tanah dalam penentuan berat jenis partikel tanah. Berat jenis partikel mempunyai satuan Mg m-3 atau g cm-3. Penentuan berat jenis partikel penting apabila diperlukan ketelitian pendugaan ruang pori total. Berat jenis partikel berhubungan langsung dengan berat volume tanah, volume udara tanah, serta kecepatan sedimentasi partikel di dalam zat cair. Penentuan tekstur tanah dengan metode sedimentasi, perhitungan-perhitungan perpindahan partikel oleh angin dan air memerlukan data berat jenis partikel. Untuk tanah mineral, ñs sering diasumsikan sekitar 2,65 g cm-3 (Hillel, 1982).
Permeabilitas tanah adalah cepat lambatnya air merembes ke dalam tanah baik melalui pori makro maupun pori mikro baik ke arah horizontal maupun vertikal. Tanah adalah kumpulan partikel padat dengan rongga yang saling berhubungan. Rongga ini memungkinkan air dapat mengalir di dalam partikel melalui rongga dari satu titik yang lebih tinggi ke titik yang lebih rendah. Sifat tanah yang memungkinkan air melewatinya pada berbagai laju alir tertentu disebut permeabilitas tanah. Sifat ini berasal dari sifat alami granular tanah, meskipun dapat dipengaruhi oleh faktor lain (seperti air terikat di tanah liat). Jadi, tanah yang berbeda akan memiliki permeabilitas yang berbeda (Arifin, 2010).
Porositas atau ruang pori tanah adalah volume seluruh pori-pori dalam suatu volume tanah utuh, yang dinyatakan dalam persen. Porositas terdiri dari ruang diantara partikel pasir, debu dan liat serta ruang diantara agregat-agregat tanah. Menurut ukuranya porositas tanah dikelompokkan ke dalam ruang pori kapiler yang dapat menghambat pergerakan air menjadi pergerakan kapiler, dan ruang pori nonkapiler yang dapat memberi kesempatan pergerakan udara dan perkolasi secara cepat sehingga sering disebut pori drainase. Porositas total tanah dapat dihitung dari data berat volume tanah dan berat jenis (Puja, 2008).
Tanah mempunyai sifat mengembang (bila basah) mengerut (bila kering). Akibatnya pada musim kering karena tanah mengkerut maka menjadi pecah-pecah. Sifat mengembang dan mengkerutnya tanah disebabkan oleh kandungan mineral liat montmorilloinit yang tinggi. Besarnya pengembangan dari pengerutan tanah dinyatakan dalam nilai COLE (Co efificient of Linear Extensibility) atau PVC (Potential Volume Change = Swell Index = indeks pengembangan). Istilah COLE banyak digunakan dalam bidang ilmu tanah (pedology) sedang PVC banyak digunakan dalam bidang engineering (pembuatan jalan, gedung-gedung dan sebagainya) (Hardjowigeno,2010).
Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah. Analisis kimia dan fisika dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur kadar hara, menetapkan status hara, pH, tekstur, struktur, warna tanah dan sebagainya. Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya, tidak dengan cara yang benar dalam pengambilannya dan menyebabkan tanah itu menjadi rusak. Oleh karena itu pengambilan contoh tanah merupakan tahap penting di dalam program uji tanah.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Tanah (soil) adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara serta merupakan media untuk media tumbuhnya tanaman.
2. Terdapat tiga macam cara pengambilan contoh tanah, yaitu contoh tanah utuh (undistrubed soil sample), contoh tanah tidak utuh/terganggu (distrubed soil sample), contoh tanah dengan agregat utuh (undistrubed soil agregat).
3. Berdasarkan hasil praktikum didapatkan dua ukuran diameter tanah contoh yaitu 2 mm dan 0,5 mm. Contoh tanah kering udara berukuran 2 mm digunakan sebagai bahan praktikum untuk menentukan kadar air tanah kering udara dan menentukan kadar air kapasitas lapang. Sedangkan contoh tanah berdiameter 0,5 mm digunakan sebagai bahan praktikum menentukan kadar air maksimum tanah dan menghitung derajat kerut tanah.
B. Saran
Dalam melaksanakan praktikum sebaiknya praktikan lebih teliti dalam melakukan pengukuran maupun perhitungan agar hasil yang didapat lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Moch. 2010. Kajian Sifat Fisik Tanah dan Berbagai Pengguaan Lahan dalam Hubunganya dengan Pendugaan Erosi Tanah. Jurnal Pertanian. Vol. XII. No. 2.
Darmawijaya, M. I. 1990. Klasifikasi Tanah. Gajah Mada University Press, Yogyakarta
.
Foth, Henry D. 1986. Fundamental of Soil Science. Gajah Mada University, Yogyakarta.
Hakim, Nurhayati, M. Yusuf Nyakpa, A. M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M. Amin Diha, Go Ban Hong, H. H. Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah.Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Hanafiah, Kemas. 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Grafindo Persada, Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta.
Hillel, Daniel. 1982. Introduction to Soil Physycs. Academic Press Inc, Orlando.
Kurnia, undang, Fahmuddin Agus, Abdurachman Adimihardja, Ai Dariah. 2006. Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.
Poerwowidodo. 1991. Ganesha Tanah. Rajawali Pers. Jakarta.
Puja, I. 2008. Penuntun Praktikum Fisika Tanah. Jurusan Tanah FAPERTA Universitas Udayana, Bali.
Saribun, Daud S. 2007. Pengaruh Jenis Penggunaan Lahan dan Kelas Kemiringan Lereng Terhadap Bobot Isi, Porositas Total, dan Kadar Air Tanah Pada Sub-Das Cikapundung Hulu. Jurnal Pertanian. Vol. 2.
Tolaka, Wiliam, Wardah Rahmawati. 2013. Sifat Fisik Tanah Pada Hutan Primer, Agroforestri dan Kebun Kakao di Subdas Wera Saluopa Desa Leboni Kecamatan Pamona Puselemba Kabupaten Poso. Jurnal Warta Rimba. Vol. 1.
Comments
Post a Comment